Selasa, 15 Juni 2010

Gua Lawa di Purbalingga


Goa Lawa terletak 27 kilometer di sebelah utara kota Purbalingga. Dari ibukota kabupaten ini kita harus naik ke lereng Gunung Slamet melewati Kecamatan Bobotsari. Jalan di daerah ini sangat bagus, cukup lebar meskipun banyak kelokan tajam dan ramai. Goa ini tepatnya berada di Kecamatan Karangreja, di sisi kiri jalan yang menghubungkan Purbalingga dengan Pemalang. Dari jalan besar ini kita masih harus menanjak lagi sekitar 5 kilometeran. Jalan ini pun sudah diaspal halus. Bis besar bisa memasuki jalan ini.

Tidak seperti gua yang biasanya ada di Indonesia yang biasanya berada di lereng bukit dan batuan kapur sehingga akan timbul stalagtit dan stalagmit, Gua lawa ini memiliki keistimewaan karena dibentuk dari proses pendinginan lava, sehingga batuannya keras dan kuat tanpa menimbulkan stalagtit dan stalagmit. Untuk bisa melihat dari dekat keindahan Gua Lawa ini, kita harus menuruni lubang tanah dan menelusuri lorong-lorongnya.

Jalan Menuju Gua

Sebagai tempat rekreasi, tempat ini pun sangat cocok, karena udaranya yang sejuk dan menyegarkan. Dan ini cukup menjanjikan untuk menambah pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Gua Lawa merupakan keajaiban alam yang mungkin satu-satunya di Indonesia. Umumnya gua-gua yang ada di Indonesia terdiri dari batuan kapur dan berada di lereng bukit, sehingga sering melahirkan stalagnit dan stalagmit. Sedangkan Gua Lawa termasuk gua vulkanik yang terbentuk dari lava pegunungan aktif yang meleleh dan mengalami pendinginan beribu-ribu, bahkan berjuta-juta tahun.

Proses pendinginan lava ini mengakibatkan batuannya keras dan kuat dengan warna hitam tanpa menimbulkan stalagnit maupun stalagmit. Tebal batuan bisa mencapai 50 meter, sehingga tahan terhadap guncangan. Letaknya juga tidak di lereng bukit, tapi di bukit. Proses alami dari gaya tarik bumi tidak mungkin terjadi di daerah kapur. Ciri-ciri gua vulkanik antara lain terdapat lorong dan mata air yang terjadi secara alami.

Untuk menikmati keindahan Gua Lawa kita harus menuruni lubang tanah yang menganga dan menelusuri lorong-lorong. Melewati jalan selebar satu meter, kita akan menikmati kelembaban di dalam gua dan kesejukan mata air yang selalu menetes dari dinding-dinding gua. Di setiap dua-tiga puluh meter perjalanan menelusuri gua, kita bisa menengok ke atas dan menyaksikan lubang tanah berdiameter lebar -- yang selama ini berfungsi sebagai ventilasi gua. Lubang-lubang itu terbentuk dari proses alam, bukan dibuat manusia. Sayangnya saya tidak bisa mengambil gambar keadaan di dalam goa ini. Cahaya yang minim menyebabkan kamera saya tidak mampu menangkap gambar dengan sempurna.

Di Dalam Gua

Semula terdapat 17 lubang. Belakangan dua lubang mengalami kerusakan dan mulai menyempit dengan sendirinya. Di atas lubang-lubang itu, kini dibuat atap permanen dari genteng berbentuk jamur. Dari luar gua orang bisa memandang ke bagian dalam gua lewat lobang ini.

Setelah menelusuri gua sepanjang 1,5 km, tentu kita akan merasa capek. Tapi keajaiban-keajaiban yang bisa kita temukan di bumi Purbalingga ini, akan segera mengusir rasa lelah. Apalagi untuk mereka yang menyukai olahraga jalan sehat. Tidak hanya kesegaran tubuh yang bisa didapat, tapi juga kesegaran pikiran dan jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar